Rabu, 03 April 2013

Laporan Parasitologi - Pemeriksaan Parasit Pada Sayuran Kemangi

·         Judul                                       : Pemeriksaan Parasit Pada Sayuran Kemangi
·         Pelaksanaan Praktikum           : Rabu, 3 April 2013
·         Tempat                                    : Laboratorium Kesehatan Lingkungan Kampus Surabaya
·         Dasar Teori
Parasit merupakan kelompok biota yang pertumbuhan dan hidupnya bergantung pada makhluk lain yang dinamakan inang. Inang dapat berupa binatang atau manusia. Menurut cara hidupnya, parasit dapat dibedakan menjadi ektoparasit dan endoparasit. Ektoparasit adalah jenis parasit yang hidup di permukaan luar tubuh, sedangkan endoparasit adalah parasit yang hidup di dalam organ tubuh inangnya. Parasit yang hidup pada inangnya dalam satu masa/tahapan pertumbuhannya seluruh masa hidupnya sesuai masing-masing jenisnya (Setyorini dan Purwaningsih, 1999).
Tanah merupakan sumber penularan yang paling utama dan terpenting untuk berbagai parasit.. Sebagian besar stadium infektif parasit itu terdapat di tanah. Telur yang mengandung larva infektif parasit seperti Ascaris semuanya terdapat di tanah. Larva infektif berbagai cacing nematoda berbentuk filariform (cacing Strongyloides sp. atau cacing tambang), bentuk ookista protozoa parasit seperti Entamoeba, Jodamoeba, dan sebagainya. Semua bentuk infektif tersebut ditemukan ditanah. Stadium parasit-parasit itu tahan hidup berminggu-minggu bahkan berbulan-bulan, asal keadaan tanah serasi bagi kelangsungan hidupnya (Widyastuti, 2002).
Manusia merupakan satu-satunya hospes Ascaris lumbricoides. Penyakit yang disebabkanya disebut askariasis. Cacing jantan berukuran 10-30 cm, sedangkan cacing betina 22-35 cm. Stadium dewasa hidup di rongga usus muda. Seekor cacing betina dapat bertelur sebanyak 100.000-200.000 butir sehari, terdiri telur yang dibuahi, dan yang tidak dibuahi. Telur yang dibuahi, besarnya kurang lebih 60x45 mikron dan yang tidak dibuahi 90x40 mikron. Dalam lingkungan yang sesuai, telur yang dibuahi berkembang menjadi bentuk infektif dalam waktu kurang lebih 3 minggu. Bentuk infektif ini, bila tertelan oleh manusia, menetas di usus halus. Larvanya menembus dinding usus halus menuju pembuluh darah atau saluran limfe, lalu dialirkan ke jantung, kemudian mengikuti aliran darah ke paru. Larva di paru menembus dinding pembuluh darah, lalu dinding alveolus, masuk ke rongga alveolus, kemudian naik ke trakea melalui bronkiolus dan bronkus. Dari trakea penderita batuk karena rangsangan ini dan larva akan tertelan ke esofagus, lalu menuju ke usus halus. Di usus halus, larva berubah menjadi cacing dewasa. Sejak telur matang tertelan sampai cacing dewasa bertelur diperlukan waktu kurang lebih 2 bulan (Gandahusada dkk, 1998).
Manusia merupakan hospes dari cacing Trichuris trichiura atau lebih dikenal sebagai cacing cambuk. Penyakit yang disebabkannya disebut trikuriasis. Cacing betinaTrichuris trichiura panjangnya kira-kira 5 cm, sedangkan cacing jantan kira-kira 4 cm. Bagian anterior langsing seperti cambuk, panjangnya kira-kira 3/5 dari panjang seluruh tubuh. Bagian posterior bentuknya lebih gemuk, pada cacing betina bentuknya membulat tumpul dan pada cacing jantan melingkar dan terdapat satu buah spikulum (Gandahusada dkk, 1998).
Menurut Gandahusada (1998), morfologi telur Trichuris trichiura adalah telur berukuran 50-54 mikron x 32 mikron, berbentuk seperti tempayan dengan semacam penonjolan yang jernih pada kedua kutub. Kulit telur bagian luar berwarna kekuning-kuningan dan bagian dalamnya jernih. Telur yang dibuahi dikeluarkan dari hospes (manusia) bersama tinja. Telur tersebut menjadi matang dalam waktu 3 sampai 6 minggu dalam lingkungan yang sesuai, yaitu pada tanah yang lembab dan tempat yang teduh. Telur matang ialah telur yang berisi larva dan merupakan bentuk infektif. Cara infeksi langsung ialah bila secara kebetulan hospes menelan telur matang. Larva keluar melalui dinding telur dan masuk ke dalam usus halus. Sesudah menjadi dewasa, cacing turun ke usus bagian distal dan masuk ke daerah kolon, terutama sekum. Masa pertumbuhan mulai dari telur yang tertelan sampai cacing dewasa betina meletakkan telur kira-kira 30-90 hari.
Ascaris Lumbricoides
Nama Latin     : Ascaris lumbricoides
Phylum            : Nematoda
Ordo                : Ascaridida
Family             : Ascarididae
Klas                 : Secernentea
Species            : Ascaris lumbricoides
Genus              : Ascaris
Cacing jantan berukuran sekitar 10-30 cm, sedangkan betina sekitar 22-35 cm. Pada cacing jantan ditemukan spikula atau bagian seperti untaian rambut di ujung ekornya (posterior). Pada cacing betina, pada sepertiga depan terdapat bagian yang disebut cincin atau gelang kopulasi. Cacing dewasa hidup pada usus manusia. Seekor cacing betina dapat bertelur hingga sekitar 200.000 telur perharinya. Cacing dewasa bentuknya silindris, dengan ujung bagian depan meruncing. Merupakan cacing nematode terbesar yang menginfeksi manusia. Cacing ini berwarna putih kemerah-merahan. Kepalanya mempunyai tiga bibir pada bagian depan dan mempunyai gigi-gigi kecil pada pinggirnya, bibirnya dapat ditutup dan dipanjangkan untuk memasukkan makanan.
Kemangi
Kerajaan          : Plantae
Divisi               :
Magnoliophyta
Kelas               :
Magnoliopsida
Ordo                :
Lamiales
Famili              :
Lamiaceae
Genus              :
Ocimum
Spesies            : O. ×citriodorum
Kemangi adalah terna kecil yang daunnya biasa dimakan sebagai lalap. Aroma daunnya khas, kuat namun lembut dengan sentuhan aroma limau. Daun kemangi merupakan salah satu bumbu bagi pepes. Sebagai lalapan, daun kemangi biasanya dimakan bersama-sama daun kubis, irisan ketimun, dan sambal untuk menemani ayam atau ikan goreng. Di Thailand ia dikenal sebagai manglak dan juga sering dijumpai dalam menu masakan setempat.
Kemangi adalah hibrida antarspesies antara dua spesies selasih, Ocimum basilicum danO. americanum. Ia dikenal juga sebagai O. basilicum var. anisatum Benth. Aroma khasnya berasal dari kandungan sitral yang tinggi pada daun dan bunganya. Masyarakat Minangkabau menggunakan tumbuhan sejenis kemangi yang dinamakan dengan ruku-ruku yang di dalam Bahasa Thailand disebut sebagai bai kra pao. Ruku-ruku biasanya digunakan untuk memasak gulai ikan dan asam padeh (asam pedas).

·         Alat Dan Bahan

-          Alat
1.      Spatula           
2.      Baskom                                                          
3.      Pisau                                                               
4.      Tabung reaksi
5.      Rak tabung                             
6.      Gelas bekker                                                  
7.      Pipet                                                               
8.      Centrifuge
9.      Gelas piala
10.  Mikroskop
11.  Object glass
12.  Cover glass

-          Bahan
1.      Daaun Kemangi
2.      Aqudes
3.      Garam
4.      Larutan garam (NaCl jenuh)
5.      Larutan NaOH 0,2%

·         Langkah Kerja

Ø  Metode Floating / Teknik Pengapungan

-          Cuci bersih semua alat yang akan digunakan
-          Siapkan NaCl jenuh, atau dengan menggunakan larutan gula jenuh / garam jenuh
-          Untuk garam jenuh dimasukkan kedalam aquades sedikit demi sedikit kemudian diaduk dengan spatula sampai larut dan menghasilkan garam jenuh Tujuan telur cacing dapat mengambang, karena BJ larutan garam jenuh lebih besar dari pada BJ telur cacing
-          Daun kemangi dipisahkan dari batangnya kemudian di letakkan di baskom
-          Larutan garam jenuh kemudian di tunagkan ke baskom sampai kemangi terendam sempurna
-          Aduk terus menerus selama 15 – 30 menit
-          Kemudian larutan diambil dan dipindah kan ke tabung reaksi
-          Diisi penuh lalu di tutup dengan cover glass
-          Ditunggu selama 1 jam
-          Angkat cover glass kemudian diletakkan di object glass
-          Amati dibawah mikroskop dengan pembesaran 10x – 40x
Ø  Metode Sedimentasi

-          Buat larutan NaCl 0,2 %,
 x 200 = 0,4 gram ,
timbang NaOH sebanyak 0,4 dan kemudian larutkan pada 200 ml aquadest. NaOH tersebut tidak jenuh sehingga BJ larutan NaOH 0,2 % lebih kecil dari pada BJ telur cacing dan telur cacing dapat mengendap
-          Daun kemangi dipisahkan dari batangnya
-          Masukkan kedalam baskom
-          Tuangkan NaCl samlai terendam sempurna
-          Diaduk terus selama 15 – 30 menit
-          Ambil larutan kemudian pindahkan ke gelas piala
-          Tunggu 1 jam
-          Buang lapisan atas
-          Bagian bawah dipindahkan ke tabung centrifuge (2500 Rpm/10 Menit )
-          Buang bagian atas
-          Bagian bawah dihomogenkan, ambil dengan pipet letakkan di object glass
-          Tutup dengan cover glass
-          Periksa di mikroskop di pembesaran 10x – 40x
Hasil Pengamatan
·         Untuk Metode Floating
Pada pemeriksaan dengan metode floating tidak ditemukan adanya telur cacing dari Ascaris lumbricoides pada kemangi, maka hasilnya adalah ( - ) negative.

·         Untuk Metode Sedimentasi
Pada pemeriksaan dengan metode sedimentasi ditemukan telur dari Ascaris lumbricoides pada kemangi, yakni telur cacing  yang tidak dibuahi dan dibuahi dan ditembukan fosil cacing. Maka hasilnya ( + )  telur Ascaris lumbricoides. Ciri ciri telur cacing dari  Ascaris lumbricoides yang dibuahi adalah ukuran 

·         Kesimpulan
-          Sayuran adalah makan penunjang yang baik bagi manusia. Tapi hal ini dapat menyebabkan penyakit jika penggunaanya tidak bersih, karena sayuran tumbuh di tanah yang mudah terkontaminasi
-          Telur cacing mudah dijumpai di sayuran sayuran yang dijual karena belum dibersihkan, dan pada pemeriksaan telur cacing Ascaris lumbricoides  pada kemangi dinyatakan positif telur cacing dibuahi dan tidak dibuahi, dan terdapat pula artefak cacing.
-          Cacing Ascaris lumbricoides  kebanyakan menyerang anak anak karena kurang terjanya kebersiha

Daftar Pustaka

·         Wikipedia, 2012, Kemangi http://id.wikipedia.org/wiki/Kemangi diakses 5 April 2013


Selasa, 15 Januari 2013

Laporan Toksi : Pemeriksaan Logam Berat Secara Kuantitatif


Laporan Praktikum Toksikologi Lingkungan
“Pemeriksaan Logam Berat Secara Kuantitatif”         

    DASAR TEORI
Logam  berat adalah unsur yang mempunyai densitas lebih besar dari 5 gram cm-3 dengannomor atom 22 sampai dengan 92. Di lingkungan apabila logam berat mencemari dengan tingkatpencemaran yang tinggi dapat berdampak buruk bagi kesehatan manusia. Keberadaan logamberat di alam dapat berasal dari proses yang terjadi secara alami seperti pengendapan,pembusukan tumbuhan dan hewan yang telah mati, ataupun logam berat yang berasal dari prosesindustri. (Sulistyowati, 2005)Raksa atau Air raksa (Latin: Hydrargyrum, air/cairan perak) adalah unsur kimia padatabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi iniberwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, danbrom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar. Raksa banyak digunakan sebagai bahan amalgamgigi, termometer, 6 barometer, dan peralatan ilmiah lain, walaupun penggunaannya untuk bahanpengisi termometer telah digantikan (oleh termometer alkohol, digital, atau termistor) denganalasan kesehatan dan keamanan karena sifat toksik yang dimilikinya. Unsur ini diperolehterutama melalui proses reduksi dari cinnabar mineral.

Densitasnya yang tinggi menyebabkan benda-benda seperti bola biliar menjadi terapung jika diletakkan di dalam cairan raksa hanyadengan 20% volumenya terendam.Pada manusia, timbal dapat mengakibatkan bermacam-macam dampak biology,bergantung pada tingkatan dan durasi terpaannya. Dampak yang bervariasi terjadi pada rentangdosis yang luas, dimana janin dan bayi lebih rentan terkena dampak dibanding manusia dewasa.Terpaan pada tingkat yang tinggi dapat mengakibatkan dampak keracunan biokimia padamanusia, yang selanjutnya dapat mengarah pada berbagai problem seperti mengganggu prosessintesa hemoglobin, menyerang ginjal, saluran pencernaan, persendian, dan sistem reproduksi,serta menimbulkan kerusakan akut maupun kronis pada sistem saraf.Keracunan berat karena timbal sudah sangat jarang ditemukan.

Akan tetapi, padatingkatan konsentrasi medium, ditemukan bukti-bukti yang cukup persuasif, bahwa timbal dapatmengakibatkan efek-efek sub-klinis, terutama pada perkembangan otak anak. Beberapa studi menunjukkan bahwa sampel yang diuji mengandung logam berat. Warna yang merah yangtimbul walaupun hanya sedikit saja sudah menunjukkan bahwa dalam sampel mengandunglogam berat.Hasil pada uji identifikasi keberadaan Hg pada sampel merupakan hasil yang positif. Halini dikarenakan ketika lempeng Cu dimasukkan ke dalam sampel yang telah diberi reagen terjadiperubahan menjadi putih mengkilat. Dengan demikian dapat diketahui bahwa sampel tersebutmengandung Hg. Namun untuk lebih meyakinkan dapat juga dilakukan uji penegasan denganmenggunakan kertas saring yang diolesi ganasini. Pada pemeriksaan ini diketahui positif karenadisekitar lempeng terdapat noda merah.Pada pengujian sampel Cu didapatkan hasil yang positif juga. Hal ini ditunjukkan karenahasilnya pada lempeng Fe yang dimasukkan pada sampel yang telah diberi reagen menjaditimbul karat pada lempeng tersebut.

HASIL PRAKTIKUM
A.    Judul         : Pemeriksaan Logam Berat Secara Kuantitatif
B.     Waktu       : Laboratorium Kimia, 17 Desember 2012
C.     Tujuan       : Untuk Memeriksa Keberadaan Logam Berat ( Cu,Cd,Hg,Pb,Zn) Dalam Air
   Sampel
D.    Alat Dan Bahan
Alat           : -    Tabung Reaksi ( 5 )
-          Rak Tabung Reaksi
-          Pipet Volume 3 ( 1 Ml, 5 Ml,10 Ml)
-          Botol Sampel
-          Filler
Bahan       : -   Air Sampel ( Air Asrama)
-          HCL 0.1 N
-          Ditizon

E.     Langkah Kerja
1.      Menyiapkan 5 tabung reaksi dan di letakkan di rak tabung reaksi
2.      Mengambil Air sampel ( air asrama) dengan menggunakan Botol Sampel
3.      Mengambil 5 ml Air sampel dengan Menggunakan pipet volume 5 ml dan memasukkannya ke dalam tabung reaksi. Masing- masing tabung reaksi berisi 5 ml air sampel
4.      Menambahkan 1 ml HCL ke dalam masing-masing tabung reaksi dengan menggunakan pipet volume 1 ml kemudian di kocok agar homogen.
5.      Menambahkan 2 ml Ditizon ke dalam masing- masing tabung reaksi dengan menggunakan pipet Volume kemusian di campur / di kocok agar homogen.
6.      Melihat perubahan warna yang terbentuk

F.      Data Pengamatan
Tabung Reaksi
1
2
3
4
5
Warna awal
Bening
Bening
Bening
Bening
Bening
Ditambah HCL + Ditizon
Tetap (Bening)
Tetap (Bening)
Tetap (Bening)
Tetap (Bening)
Tetap (Bening)

G.    Analisa Data
Pada data di atas dapat di lihat bahwa setelah di tambahkan HCL dan Ditizon pada air sampel tidak terjadi perubahan/ pembentukan warna sedangkan pada dasar teori diketahui bahwa jika terdapat logam berat maka air akan berubah warna sesuai dengan kandungan logam berat nya. Zn berwarna Metal berkilauan, Cu berwarna hijau kebiruan, Kristal kemerahan, Pb berwarna coklat kehitaman, Hg berwarna kelabu perak.
Namun hal tersebut tidak di ketemukan pada percobaan Diatas

H.    Kesimpulan
Hasil pemeriksaan kandungan logam berat Cu, Cd, Pb dan Hg dalam sampel keran di asrama Kesling Surabaya yang dilakukan secara kualitatif dengan tes warna, diperoleh hasil negatif yaitu dalam sampel air sumur gali tidak terdapat kandungan logam berat Cu, Cd, Pb dan Hg.