Pembuatan Awetan Kutu Tikus
A.
Judul Laporan :
Pembuatan Awetan Kuku Tikus
B.
Tanggal Praktikum : 19 Juni 2013
C.
Tempat Praktikum : Laboratorium Kesehatan Lingkungan
Surabaya
D.
Tujuan :
Mahasiswa mengetahui dan mengamati jenis jenis
kutu pada tikus, setelah itu membuat awetan .
E.
Dasar
Teori
Seringkali terdapat kerancuan dalam
masyarakat untuk menyebut binatang yang kecil, mengganggu manusia dan hewan
peliharaan dengan satu sebutan tunggal yaitu kutu. Padahal terdapat kemungkinan
bahwa binatang pengganggu tersebut dari kelompok yang berbeda. Kelompok hewan
yang sering menimbulkan kerancuan dalam penyebutan adalah tungau (mite), caplak (tick), kutu (lice) dan
pinjal (flea). Disini akan dibahas mengenai keempat binatang
tersebut sehingga dapat memahami dan membedakannya.
Klasifikasi
Tungau, caplak,
kutu dan pinjal tergabung dalam satu filum yang sama yaitu Arthropoda. Tungau
dan caplak berada dibawah satu kelas (Arachnida) dan anak kelas yang sama yaitu
Acari, namun keduanya tergolong dalam suku yang berbeda. Caplak termasuk
dalam golongan suku Ixodidae dan Argasidae sedangkan suku yang lain disebut
tungau saja (Krantz, 1978).
Menurut Borror dkk. (1996) kutu dan
pinjal termasuk dalam kelas Insekta (serangga) namun berbeda bangsa. Kutu seringkali
dibagi menjadi dua bangsa yang terpisah yaitu Mallophaga (kutu penggigit) dan
Anoplura (kutu penghisap). Kutu penghisap sering pula disebut “tuma” oleh
masyarakat Indonesia. Ahli entomologi dari Inggris, Jerman dan Australia hanya
mengenali satu bangsa tunggal yaitu Phthiráptera, dengan empat anak bangsa
(salah satunya Anoplura).
Pinjal termasuk dalam bangsa
Siphonaptera. Beberapa suku yang terdapat di Indonesia antara lain Pulicidae,
Ischnopsyllidae, Hystrichopsyllidae, Pygiopsyllidae, Ceratophyllidae dan
Leptosyllidae. Pinjal tikus dan kucing yang umum ditemukan termasuk dalam
Pulicidae.
Morfologi
Sama seperti anggota arachnida
lainnya (laba-laba, kalajengking dll.), tubuh tungau dan caplak terbagi menjadi
dua bagian, yaitu: bagian depan disebut cephalothorax (prosoma) dan bagian
belakang tubuh disebut abdomen (ophistosoma).Meskipun demikian, tidak terdapat
batas yang jelas diantara dua bagian tubuh tersebut. Tungau dan caplak dewasa
mempunyai alat-alat tubuh pada arachnida seperti khelisera dan palpus (alat
sensori) yang terdapat di bagian , dan enathosoma/capitulum, dan empat pasang
kaki (Kendall, 2008).
Sebagian besar tungau berukuran
sangat kecil, memiliki panjang kurang dari 1 mm. Namun ada pula tungau besar
yang dapat mencapai panjang 7.000 µm. Pada gnathosoma tungau terdapat epistoma,
tritosternum (berfungsi dalam transport cairan tubuh), palpus yang beruas-
ruas, khelisera, corniculi, hipostoma berseta yang masing-masing sangat
beragam dalam hal bentuk dan jumlah ruasnya tergantung pada kelompoknya.
Khelisera pada tungau teradaptasi
untuk menusuk, menghisap atau mengunyah. Tubuh dilindungi oleh dorsal
shield/scutum. Tungau memiliki stigma (alat pertukaran O2 dan CO2) yang
letaknya bervariasi yaitu di punggung dorsal, antara pangkal kaki/ coxa 2 dan
3, di sebelah coxa ke tiga atau diantara khelisera.
Letak stigma menjadi kunci penting
untuk membedakan bangsa tungau. Caplak memiliki ukuran lebih besar dari pada
tungau. Panjang tubuh dapat mencapai 2.000-30.000 µm. Selain ukurannya, caplak
dibedakan dari tungau berdasarkan letak stigma yang berada di bawah coxa
(pangkal kaki) ke empat. Caplak juga memiliki karakter-karakter khas tersendiri
pada hipostoma memiliki ocelli/mata, tetapi tidak memiliki epistoma, corniculi
dan tritosternum. Caplak dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu caplak berkulit
keras/ hard tick (Ixodidae) dan caplak berkulit lunak/soft tick (Argasidae)
karena tidak memiliki scutum (Krantz, 1978; Evans, 1992).
Hipostoma pada caplak merupakan
suatu struktur yang terdiri dari gigi- gigi yang tersusun teratur dan menonjol.
Struktur inilah yang digunakan untuk menusuk tubuh induk semang ketika caplak
menghisap darah. Hipostoma dilindumgi oleh khelisera (Vredevoe, 1997).
Kutu termasuk anggota kelompok serangga yang mempunyai tiga pasang kaki dan
sayap yang mereduksi. Dua kelompok kutu yaitu kutu penghisap/ tuma dan kutu
penggigit memiliki ciri-ciri morfologiyang berbeda
Ukuran tubuh kutu penghisap mencapai
0,4-6,5 mm; kepala kutu penghisap biasanya lebih sempit daripada protoraksnya;
sungut beruas-ruas; mata mereduksi dan bagian-bagian mulut haustellat. Tuma
memiliki tiga stilet penusuk (dorsal, tengah dan ventral) pada bagian mulutnya
dan satu rostrum pendek pada ujung anterior kepala.
Dari tempat itu tiga stilet penusuk dijulurkan.
Stilet tersebut kira-kira panjangnya sama dengan kepala dan apabila tidak
dipakai dapat ditarik masuk ke dalam satu struktur seperti kantung panjang di
bawah saluran pencernaan.
Stilet dorsal berfungsi sebagai
saluran makanan. Stilet tengah mengandung air liur dan berfungsi sebagai
hipofaring, sedangkan stilet ventral sebagai penusuk utama diperkirakan
berfungsi sebagai labium. Kaki-kaki kutu penghisap pendek dan memiliki cakar
pengait yang termodifikasi untuk melekat pada induk semang. Kutu penggigit
bertubuh pipih; berukuran tubuh 2-6 mm; bagian mulut mandibulat; mata majemuk
mereduksi; lebar kepala sama atau lebih dengan protoraksnya; tarsi beruas 2-5
dan tidak memiliki cerci (Borror dkk., 1996; Elzinga, 1978).
Pinjal berbentuk tubuh menyerupai
biji lamtoro pipih kesamping; berukuran + 3 mm; seluruh tubuh tertutup
bulu-bulu; mulut berupa mulut penusuk dan penghisap. Kaki ke tiga dari pinjal
berukuran lebih besar dan lebih panjang daripada dua pasang kaki lainnya
sehingga memungkinkannya untuk melompat. Lompatannya sangat jauh dan tinggi
dibandingkan ukuran tubuhnya (Kadarsan dkk., 1983).
Habitat
Tungau terdapat pada hampir semua
habitat. Beberapa tungau tidak membahayakan, hidup pada bahan organik yang mati
atau membusuk atau sebagai predator invertebrata kecil lainnya. Sebagian lagi
bersifat membahayakan karena hidup sebagai parasit pada tumbuhan, hewan dan
bahkan pada manusia.
Caplak adalah ektoparasit penghisap
darah pada hewan vertebrata. Contoh caplak berkulit keras di Indonesia adalah
caplak sapi (Boophilus microplus), caplak anjing (Rhipicephalus sanguineus),
caplak babi (Dermacentor auratus). Contoh tungau ektoparasit antara lain gurem
atau sieur (Dermanyssus gallinae) yang menyerang ayam, tungau kudis manusia
(Sarcoptes scabiei) tungau ajing (Demodex canis) dll. Selain itu adapula yang
bersifat endoparasit, misalnya tungau dari suku Rhinonyssidae yang ditemukan
pada saluran pernafasan burung (Krantz, 1978 & Kadarsan, 1983).
Kutu merupakan serangga ektoparasit
yang dapat ditemukan pada burung, mamalia dan bahkan manusia. Kutu seringkali
ditemukan hanya pada bagian tubuh tertentu induk semangnya. Tuma memakan cairan
tubuh termasuk darah.induk semang Contoh tuma antara lain tuma kepala
(Pediculus humanus capitis) (dan tuma kerbau (Haematopinus tuberculatus).
Kutu penggigit pada umumnya memakan
bulu dan serpihan kulit induk semang. Kutu ini biasanya berkumpul di bagian
dada, paha dan sayap unggas. Contoh kutu penggigit adalah Menopon gallinae
(Harvey & Yen, 1989; Kadarsan dkk., 1983).
Pinjal ditemukan dekat dengan induk
semangnya, baik di rambut, bulu-bulu atau di sarangnya. Pinjal dewasa menghisap
darah induk semang. Contoh pinjal adalah pinjal kucing (Ctenophalides felis)
dan pinjal tikus (Xenopsylla cheopis)
F.
Alat
dan Bahan
-
Sisir rambut
-
Hand scoon
-
Masker
-
Obyek glass
-
Cover glass
-
Mikroskop
-
Clorofom
-
Alkohol 10%, 20%, 30 % 50% 70% 96%
-
Entelan / canada balsam
G.
Cara Kerja :
1.
Masukkan tikus kedalam tempat yang tertutup lalu masukkan
kapas clorofom kedalamnya. Tutup rapat hingga tidak ada udara yang masuk.
2.
Jika tikus sudah terbius sempurna, pegang bagian ekornya
angkat diatas baskomair lalu sisir bagian punggung dan dada.
3.
Amati hasil dari sisiran
4.
Jika ada yang jatuh maka letakkan kedalam alkohol 10%, 5
menit kemudian pindah ke alkohol 20 %, lakukan hal yang sama di alcohol 30 %,
50 %, 70 % dan 96 %
5.
Kemudian letakkan kutu pada obyek glass.
6.
Hilangkan sisa cairan dengan tisu atau kapas dan tunggu
kering
7.
Liat di mikroskop apakah posisi kutu sudah tepat
8.
jika sudah tepat, teteskan 1 tetes entelan atau canada balsam
9.
Tutup dengan cover glass.
10.
Biarkan meluber sampai entelan merata.
11.
Biarkan terbuka selama 5 menit.
12.
Periksa dibawah mikroskop
H.
Hasil Pengamatan
·
Jenis tikus : Rattus norvegicus
·
Hasil : Caplak
I.
Kesimpulan
Tikus yang diamati adalah jenis tikus tanah (rattus norvegicus ). Dari
praktikum yang telah dilakukan, ditemukan jeni kutu caplak ( tick ) yang
merupakan ektoparasit penghisap darah pada hewan
vertebrata.
Daftar Pustaka
Info Peternakan, 2011. http://info-peternakan.blogspot.com/2011/07/tungau-caplak-kutu-dan-pinjal-induk.html
diakses 23 Juni 2013
mau jadi jutawan mendadak?
BalasHapusayo buruan gabung di poker899.vip
uji kehokianmu disini.
WHATSAPP: +855884660017
LINE : POKER899
Mystino Japan Online Casino: €1000 Welcome Bonus
BalasHapusMystino is a new online casino ミスティーノ from bet365 CasinoJapan. It offers a wide range of casino ラッキーニッキー games with a huge collection of classic games.